Monthly Archives: May 2022

Review Buku: Should We Eat Meat?

Gambar: Buku SWEM (dokumentasi pribadi)

Sebelum membaca buku Vaclav Smil ini, saya pernah menulis Menjaga Tubuh Menjaga Agama di tahun 2019. Tulisan tsb membahas bagaimana vegan dari perspektif kesehatan dan Islam. Memang bukan tulisan dengan riset mendalam, tapi saya pikir cukup sebagai pengantar teman-teman jika ingin membaca buku ini.

Konsumsi daging sudah menjadi bagian dari budaya manusia, ia juga merupakan bagian dari human evolution. Dewasa ini tren produksi daging terus meningkat, dan tentunya hal ini disertai dengan meningkatnya biaya upaya pengelolaan lingkungan yang terdampak dari industri hewan potong tersebut. Popularitas daging tentunya bukan tanpa alasan. Daging terbukti unggul dalam menyediakan protein dan lemak bagi tubuh, meskipun saat ini diet vegetarian juga diklaim cukup untuk memberikan nutrisi yang setara.

Buku SWEM hadir membahas hal di atas. Apakah diet vegetarian merupakan solusi tepat untuk mengatasi masalah membludaknya tingkat konsumsi daging di dunia? dilihat dari dampaknya terutama terhadap lingkungan. Smil mengatakan bahwa vegetarianism isn’t the solution to these issues, dan untuk itu ia menjelaskan rekomendasi cara untuk mengatasi masalah ini.

Ch.1 Meat in Nutrition

Konsumsi daging diyakini penting untuk perkembangan dan pertumbuhan fisik, sebagaimana yang biasa kita lihat dalam piramida makanan. Dari segi nutrisi, tentu banyak kandungan makro-mikronutrien yang tidak bisa diperoleh dari sekadar pengonsumsian tumbuhan. Smil juga mengatakan bahwa konsumsi hewan mega-herbivora berlemak akan memberi rasa kenyang lebih lama. Energi yang terkandung dalam satu gram daging lebih besar dua kali lipat daripada karbohidrat dalam jumlah yang sebanding, daging memberi kita 39 kJ/gram dibandingkan dengan 17.3 kJ/gram karbohidrat. Daging juga merupakan sumber zat besi yang besar, ini sangat penting karena kekurangan zat besi adalah masalah global yang mempengaruhi hingga 1.6 miliar orang di seluruh dunia. Hal tsb dapat menyebabkan stunting, anemia, gangguan perkembangan otak, dll.

Terlepas dari semua aspek menguntungkan dari konsumsi daging di atas, terdapat pula beberapa kelemahannya. Produksi daging memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. You have to feed the animal far more calories than you extract when you eat it. Industri yang memproduksi daging mau tidak mau harus mengubah sejumlah besar lahan yang biasanya ditanami tanaman untuk konsumsi manusia, menjadi lahan untuk makanan sapi, babi, dan ternak lainnya. Ditambah pembukaan hutan untuk membuat lebih banyak lahan pertanian. Hal tersebut sudah tentu berkontribusi pada perubahan iklim (ex: meningkatnya produksi gas rumah kaca).

Ch. 2 Meat in Human Evolution

Manusia mengalami perubahan fisiologis organ tubuh, mulai dari otak, hingga saluran pencernaan (terkait perubahan tsb, term human evolution dipilih oleh Smil dalam buku ini). Pada zaman dahulu, manusia hanya mengonsumsi tumbuh-tumbuhan dan sesekali saja memakan daging (terbatas pada daging ikan dan hewan buruan hutan). Daging pada saat itu merupakan komoditi mewah yang baru bisa ditemukan di acara persembahan leluhur/acara tertentu.

Seiring berjalannya waktu, kegiatan berburu mulai dikenal dan semakin hari kian populer. Berburu diyakini memiliki pengaruh positif pada pengembangan bahasa dan cara bersosialisasi manusia, yang secara langsung memiliki korelasi dengan berkembangnya kemampuan berpikir manusia (perubahan fisiologi organ otak-red). “Just like chimps, humans have hunted in groups in order to distribute the risk, and when they joined forces it meant that they could kill larger animals such as mammoths that were higher in fat and had more nutritional content. This meant that they had to communicate and find ways to get along. Hunting these large creatures meant that humans had to develop a language, beginning socialization and engaging in strategic thinking,”

Gagasan domestikasi hewan (berternak-red) pun muncul dari sana. Domestikasi hewan akhirnya turut menggeser kebiasaan makan manusia, ingesti pangan hewani meningkat dan berdampak pada penyesuaian enzim tubuh (penyesuaian untuk mencerna daging). “As well as this, meat consumption has changed with society. When we first started consuming meat, we ate everything we could get our hands on, from large mammoths to small fish. But today, humans consume a smaller range of species and because of this domestication, there is controlled breeding that affects its function or productivity. The way that we have kept consuming domestic animals has changed as society and technology have developed.”

Continue reading